Novel Roman karya Hamka yang
berjudul ‘Di Bawah Lindungan Ka’bah’ ini
menceritakan tentang seorang pemuda yang bernama Hamid, sejak usianya empat tahun
ia sudah di tinggal oleh ayahnya. Masa kecilnya ia habiskan untuk
membantu ibunya memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai penjual kue keliling. Hingga suatu hari ia bertemu dengan keluarga Engku Haji
Jafar yang baik hati dan kaya raya. Karena merasa kasihan melihat tetangganya
yang menderita maka keluarga Haji Jafar meminta agar Hamid dan Ibunya tinggal dan
bekerja di rumahnya. Dan Hamid diangkat sebagai anak oleh Engku Haji Jafar karena
dia anak yang cerdas, rajin, sopan, dan taat beragama. Hamid juga di sekolahkan
ke HIS bersama Zainab, anak Haji Jafar.
Tamat dari HIS keduanya kemudian melanjutkan
ke Mulo sampai keduanya mendapat ijazah. Dan ternyata selama kebersamaan mereka
itu, membuat keduanya saling jatuh cinta. Namun perasaan itu hanya mereka pendam
dalam hati. Hamid menyadari bahwa dirinya hanyalah seorang anak dari keluarga miskin
yang dibiayai oleh keluarga Haji Jafar. Itulah kenapa dia hanya memendam rasa
sukanya terhadap Zainab. Setelah tamat dari Mulo baru mereka berpisah. Zainab menjalani
pingitan sesuai adat di desa itu sedangkan Hamid melanjutkan sekolah agama ke
Padang Panjang. Di sekolah itulah Hamid mempunyai seorang teman laki-laki yang
bernama Saleh.
Suatu hari kabar mengejutkan datang,
Hamid mendapat kabar bahwa ayah angkatnya, Haji Jafar meninggal dunia dan tidak
lama kemudian, ibu kandungnya pun meninggaldunia. Dan sejak kematian ayah
angkatnya, Hamid jarang bahkan tidak pernah menemui Zainab, hingga pada suatu petang,
saat Hamid pergijalan-jalan di pesisir, ia bertemu dengan Mak Asiah,
ibuangkatnya. Pada pertemuan itu Asiah berharap agar Hamid bisa datang kerumahnya,
karena ada suatu hal penting yang ingin dibicarakannya. Pada keesokan harinya Hamid
datang kerumah MakAsiah, dan beliau meminta tolong agar Hamid mau membujuk Zainab
untuk bersedia dinikahkan dengan kemenakan Haji Jafar. Meskipun permintaan itu bertentangan
dengan isihatinya, dia tetap melaksanakan apa yang diminta Mak Asiah. Akan Tetapi
permintaan itu ternyata ditolak oleh Zainab dengan alasan ia belum ingin menikah.
Semenjak kejadian itu Hamid tidak pernah
datang lagi, dia hanya mengirimkan surat kepada Zainab dan mengatakan bahwa ia akan
pergi jauh mengikuti langkah kakinya berjalan. Surat Hamid itulah yang selalu mendampingi
Zainab yang dalam kesepian itu.
Hamid meratau sampai ketanah suci,
di negeri itu ia bertemu dengan Saleh, temannya dulu. Istri Saleh ternyata adalah
sahabat baik Zainab. Dari surat Rosna yang dikirim untuk suaminya, Hamid
mengetahui bahwa Zainab sakit dan ia sangat mengharapkan kedatangan Hamid.
Zainab sendiri mengirim surat kepada Hamid dan mengatakan bahwa hamid harus kembali,
kalau tidak, mungkin akan terjadi sesuatu padanya. Dan benar saja seminggu
setelah itu, Zainab menghembuskan nafas terakhirnya. Saleh yang mengetahui kabar
meninggalnya Zainab dari istrinya pun tidak tega memberitahu kabar tersebut pada
Hamid. Namun akhirnya atas desakan dari Hamid, Saleh memberitahukan kabar tersebut.
Setelah mendengar kabar menyedihkan itu, Hamid tetap memaksakan diri untuk berangkat ke
Mina. Namun, dalam perjalanannya, dia jatuh lunglai, sehingga Saleh mengupah
orang Badui untuk memapah Hamid. Setelah acara di Mina, mereka kemudian menuju
Masjidil Haram. Setelah mengelilingi Ka'bah, Hamid minta diberhentikan di
Kiswah. Dan kemudian Hamid pun meninggalkan dunia di hadapan Kabah, menyusul sang kekasih.Jika ingin melihat filmnya kunjungi >> http://www.youtube.com/watch?v=MhgrOpRfLs4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar